SIAPAKAH  ALLAAH سبحانه و تعالى ?

Dalam konsep Keislaman, ALLAAH (الله)  adalah sebuah nama ma’rifat yang ditujukan kepada Tuhan Semesta Alam. ALLAAH diyakini sebagai Zat Maha Tinggi yang Esa lagi Maha Kuasa, Pencipta Yang Maha Kuat, Maha Mendengar, Maha Mengetahui, Yang Abadi, Penentu Takdir, Hakim bagi semesta alam dan sebagaimana nama-nama sifat dan keagungan ALLAAH lainnya yang kita kenal dalam 99 Asma’ul Husna dan Sifat Wajib ALLAAH.

Secara etimologis kata Allah (الله) diderivasi dari kata ilah (إله) yang berarti المَعْبُد(al Ma’bud) sebagai predikat yang maknanya mencakup Pelindung, yang dirindukan, yang diabdi dan mencakup arti segala sifat keagungan. Kata  ALLAAH  berasal dari kata ilaahun terdiri atas tiga huruf: hamzah, lam, ha, sebagai pecahan dari kata لَاهَ -  يَلِيهُ -   لَيْهاً     (laha – yalihu – laihan) yang berarti Tuhan yang Maha Pelindung, Maha Perkasa. Dalam kamus besar bahasa Arab Lisan Al - ‘ Arab karya Ibn Manzhur, kata ilaahun masih umum. Ketika ditambah dengan lam ma‘rifah maka menjadi Alilaahun yang tiada lain adalah ALLAAH, yaitu zat yang disembah oleh semua selain diri NYA sendiri.

KATA TUHAN DALAM QURAN

Perkataan ilah dalam al-Qur’an dipakai dalam bentuk tunggal (mufrad: ilaahun), ganda (mutsanna: ilaahaini), dan banyak (jama’: aalihatun). Bentuk kata kerjanya adalah alaha  yang artinya sama dengan عَبَدَ, yaitu ‘mengabdi’. Dengan demikian ilaahun artinya sama dengan اَلْمَعْبُودُ (yang diabdi). Lawannya adalah العَبْدُ, “yang mengabdi”, atau ‘hamba’, atau ‘budak’. Dengan demikian, makna kata ilah  (إله) itu menunjuk kepada makna keharusan untuk tunduk dan mengagungkan Tuhan Yang Esa. (Lisan al-‘Arab hal 114)

Kata ilaah (tanpa dhamir) dalam al-Qur’an disebutkan sebanyak 80 kali. Selain ilaahun , dalam al-Quran juga terdapat kata رَبٌّ  yang digunakan untuk menyebut Tuhan. Kata rabbun terdiri atas dua huruf: ra dan ba dan merupakan pecahan dari kata tarbiyah yang artinya Tuhan yang Maha Pengasih. Secara harfiah rabbun  berarti pembimbing atau pengendali.

Quraish Shihab mengatakan kata Ilaah (إله) disebut ulang sebanyak 111 kali dalam bentuk mufrad, ilaahaini dalam bentuk tatsniyah 2 kali dan aalihah dalam bentuk jamak disebut ulang sebanyak 34 kali. Dan kata Allah اللهterulang dalam al-Quran sebanyak 2.698 kali (Quraish Shihab, Ensiklopedia Al-Quran Kajian Kosakata, Jakarta :Lentera Hati, 2007 hal 75)

Kata ilaahun dan rabbun sesungguhnya warisan bahasa Arab jahiliyah yang dipertahankan penggunaannya dalam Quran, sebagaimana contoh berikut.

1. ALLAAH سبحانه و تعالى menyatakan hawa nafsu yang diikuti orang kafir sebagai ilaahun di surat AL Furqan:43

2. ALLAAH سبحانه و تعالى menyatakan sesembahan orang musyrik sebagai ilaahun di surat Hud :101

3. ALLAAH سبحانه و تعالى menyatakan para pendeta sebagai rabbun di surat At-Taubah :31

Kata “Rabb” menunjukkan adanya pemaknaan mengenai tauhid Rububiyah dimana adanya unsur mengesakan ALLAAH سبحانه و تعالى dalam mencipta, menguasai, dan mengatur alam semesta sebagaimana dalam beberapa dalil Quran surat Az-Zumar :62 ; Fathir : 3 ; AL-Mulk :1 ; Al-A’raf :54. Dan kata “Tuhan” dipakai untuk sebutan Tuhan selain ALLAAH سبحانه و تعالى, seperti menyebut berhala, hawa nafsu, dan dewa. Sedangkan kata “ALLAAH” adalah sebutan khusus dan tidak dimiliki oleh kata lain selain-Nya.

Kata ALLAAH dalam Quran mempunyai kekhususan yang tidak dimiliki oleh kata lain selain-NYA; ia adalah kata yang sempurna huruf-hurufnya, sempurna maknanya, serta memiliki kekhususan berkaitan dengan keagungan NYA. Beberapa ulama menyatakan bahwa kata itulah yang dinamai Ismullah al-A‘zam (nama Allah yang paling mulia), yang bila diucapkan dalam do’a, ALLAAH سبحانه و تعالى akan mengabulkannya. Bahkan secara tegas Tuhan Yang Maha Esa itu sendiri yang menamai dirinya ALLAAH serta memberikan sindiran kepada manusia yang sombong yang enggan beribadah kepadaNYA  seperti dalam beberapa dalil berikut ini :

1)  Surat Taha ayat 14

اِنَّنِيْٓ اَنَا اللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّآ اَنَا۠ فَاعْبُدْنِيْۙ وَاَقِمِ الصَّلٰوةَ لِذِكْرِيْ

Sungguh, Aku ini Allah, tidak ada tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dan laksanakanlah salat untuk mengingat Aku.

2) Surat  Maryam ayat 65

هَلْ تَعْلَمُ لَهٗ سَمِيًّا

Apakah engkau mengetahui ada sesuatu yang sama dengan-Nya?

3) Surat  Al-Furqan ayat 43

اَرَءَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ اِلٰهَهٗ هَوٰىهُۗ اَفَاَنْتَ تَكُوْنُ عَلَيْهِ وَكِيْلً

Sudahkah engkau (Muhammad) melihat orang yang menjadikan keinginannya sebagai tuhannya. Apakah engkau akan menjadi pelindungnya?

4) Surat Al-Qashash ayat 38

وَقَالَ فِرْعَوْنُ يٰٓاَيُّهَا الْمَلَاُ مَا عَلِمْتُ لَكُمْ مِّنْ اِلٰهٍ غَيْرِيْۚ فَاَوْقِدْ لِيْ يٰهَامٰنُ عَلَى الطِّيْنِ فَاجْعَلْ لِّيْ صَرْحًا لَّعَلِّيْٓ اَطَّلِعُ اِلٰٓى اِلٰهِ مُوْسٰىۙ وَاِنِّيْ لَاَظُنُّهٗ مِنَ الْكٰذِبِيْنَ

Dan Fir‘aun berkata, “Wahai para pembesar kaumku! Aku tidak mengetahui ada Tuhan bagimu selain aku. Maka bakarlah tanah liat untukku wahai Haman (untuk membuat batu bata), kemudian buatkanlah bangunan yang tinggi untukku agar aku dapat naik melihat Tuhannya Musa, dan aku yakin bahwa dia termasuk pendusta.

5) Surat An-Nahl ayat 51

وَقَالَ اللّٰهُ لَا تَتَّخِذُوْٓا اِلٰهَيْنِ اثْنَيْنِۚ اِنَّمَا هُوَ اِلٰهٌ وَّاحِدٌ فَاِيَّايَ فَارْهَبُوْنِ

Dan Allah berfirman, “Janganlah kamu menyembah dua tuhan; hanyalah Dia Tuhan Yang Maha Esa. Maka hendaklah kepada-Ku saja kamu takut

Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa perkataan ilah bisa mengandung arti berbagai benda, baik abstrak (nafsu atau keinginan pribadi) maupun benda nyata (Fir’aun atau penguasa yang dipatuhi dan dipuja lainnya). Ibnu Taimiyah memberikan definisi AL-ILAH sebagai “yang dipuja dengan penuh kecintaan hati, tunduk kepadanya, merendahkan diri di hadapannya, takut, dan mengharapkannya, kepadanya tempat berpasrah ketika berada dalam kesulitan, berdo’a, dan bertawakkal kepadanya untuk kemaslahatan diri, meminta perlindungan dari padanya, dan menimbulkan ketenangan di saat mengingatnya dan terpaut cinta kepadanya”. (M. Imaduddin, 1989: 56).

Selain itu, orang-orang Arab sebelum Islam, memahami makna kata ilaahun sebagai dewa atau berhala, dan mereka gunakan dalam percakapan sehari-hari. Apabila orang Arab Jahiliyah menyebut dewa cinta maka mereka mengatakan ilaahul hubbi dan ilahatul hubbi untuk menyebut dewi cinta.

Demikianlah seperti dikemukakan pada surat Al-Baqarah: 165, sebagai berikut:

وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَّتَّخِذُ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ اَنْدَادًا يُّحِبُّوْنَهُمْ كَحُبِّ اللّٰهِ ۗ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَشَدُّ حُبًّا لِّلّٰهِ ۙوَلَوْ يَرَى الَّذِيْنَ ظَلَمُوْٓا اِذْ يَرَوْنَ الْعَذَابَۙ اَنَّ الْقُوَّةَ لِلّٰهِ جَمِيْعًا ۙوَّاَنَّ اللّٰهَ شَدِيْدُ الْعَذَابِ

Dan di antara manusia ada orang yang menyembah tuhan selain Allah sebagai tandingan, yang mereka cintai seperti mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat besar cintanya kepada Allah. Sekiranya orang-orang yang berbuat zalim itu melihat, ketika mereka melihat azab (pada hari Kiamat), bahwa kekuatan itu semuanya milik Allah dan bahwa Allah sangat berat azab-Nya (niscaya mereka menyesal).

Sedangkan nama ALLAAH jelas merupakan satu satunya sebutan untuk Tuhan Seluruh Alam sesuai ayat penegasan ALLAAH sendiri terkait nama NYA dalam surat Taha : 14 di atas. Dalam ajaran Islam pula diajarkan kalimat “ لا إله إلا الله(Laa illaaha illa Allaah)”. Susunan kalimat tersebut dimulai dengan peniadaan, yaitu لا إله "  = tidak ada Tuhan (yang berhak disembah)”, kemudian baru diikuti dengan suatu penegasan “إلا الله  = kecuali ALLAAH”. Hal itu berarti bahwa seorang muslim harus membersihkan dari segala macam Tuhan-tuhan lain yang ada dalam hatinya terlebih dahulu sebab hanya satu Tuhan saja yang berhak disembah oleh semesta alam yaitu DIA yang bernama ALLAAH.

SEBUTAN ALLAAH SEBELUM ISLAM DATANG

Sebelum turun Al-Quran di kalangan masyarakat Arab telah menganut konsep tauhid (monoteisme). ALLAAH جل و عز sebagai Tuhan mereka. Hal ini diketahui dari ungkapan-ungkapan yang mereka cetuskan, baik dalam do’a maupun acara-acara ritual. Abu Thalib ketika memberikan khutbah nikah Nabi Muhammad صلى الله عليه و سلم dengan Khadijah (sekitar 15 tahun sebelum turunnya Al-Quran), beliau mengungkapkan kata-kata Alhamdulillah. (Lihat Al-Wasith, hal 29). Selain itu kita bisa mengetahui dari adanya nama عبد الله (Abdullah) yang artinya hamba ALLAAH telah lazim dipakai di kalangan masyarakat Arab sebelum turunnya Al-Quran (sebelum datangnya ISLAM). Keyakinan akan adanya ALLAAH, kemaha besaran ALLAAH, kekuasaan ALLAAH dan lain-lain telah ada sebelum agama Islam datang. Umat sebelum Islam sungguh mengetahui pencipta alam semesta ini yaitu ALLAAH جل و عز.

Pengakuan mereka bahwa ALLAAH sebagai pencipta semesta alam dikemukakan dalam Al-Quran yaitu :

< 1 >  Surat Al-Ankabut ayat 61

وَلَىِٕنْ سَاَلْتَهُمْ مَّنْ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ لَيَقُوْلُنَّ اللّٰهُ ۗفَاَنّٰى يُؤْفَكُوْنَ

Jika kepada mereka ditanyakan, “Siapa yang menciptakan lagit dan bumi, dan menundukkan matahari dan bulan?” Mereka pasti akan menjawab ALLAAH.

< 2 >  Surat Az-Zukhruf ayat 9 dan 87

وَلَىِٕنْ سَاَلْتَهُمْ مَّنْ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ لَيَقُوْلُنَّ خَلَقَهُنَّ الْعَزِيْزُ الْعَلِيْمُ   - ٩

Dan jika kamu tanyakan kepada mereka, “Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?” Pastilah mereka akan menjawab, “Semuanya diciptakan oleh Yang Mahaperkasa, Maha Mengetahui.

وَلَىِٕنْ سَاَلْتَهُمْ مَّنْ خَلَقَهُمْ لَيَقُوْلُنَّ اللّٰهُ فَاَنّٰى يُؤْفَكُوْنَ  - ٨٧

Dan jika engkau bertanya kepada mereka, “Siapakah yang menciptakan mereka, niscaya mereka menjawab, “ALLAAH,” jadi bagaimana mereka dapat dipalingkan (dari menyembah Allah.

< 2 >  Surat Luqman ayat 25

وَلَىِٕنْ سَاَلْتَهُمْ مَّنْ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ لَيَقُوْلُنَّ اللّٰهُ ۗقُلِ الْحَمْدُ لِلّٰهِ ۗبَلْ اَكْثَرُهُمْ لَا يَعْلَمُوْنَ

Dan sungguh, jika engkau (Muhammad) tanyakan kepada mereka, ”Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?” Tentu mereka akan menjawab, ”Allah.” Katakanlah, ”Segala puji bagi Allah,” tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.


Dari  ayat-ayat tersebut bisa kita lihat bahwa sebenarnya orang-orang musyrik dan kafir zaman dahulu  mengetahui bahwa pencipta alam semesta adalah ALLAAH, tiada selain NYA. Namun, seseorang yang mempercayai adanya ALLAAH, belum tentu orang itu beriman dan bertaqwa kepada-NYA. Bahkan orang-orang jahiliyah baik yang terdahulu maupun yang sekarang mengambil ilah-ilah lain sebagai sesembahan sebagaimana diantaranya tertulis dalam dalil quran berikut ini :

Ø  QS Maryam ayat 81

وَاتَّخَذُوا مِن دُونِ اللَّهِ آلِهَةً لِّيَكُونُوا لَهُمْ عِزًّا

Dan mereka telah memilih tuhan-tuhan selain Allah, agar tuhan-tuhan itu menjadi pelindung bagi mereka.

Ø  QS Yasin ayat 74

وَاتَّخَذُوا مِن دُونِ اللَّهِ آلِهَةً لَعَلَّهُمْ يُنصَرُون

Dan mereka memperbanyakkan tuhan selain Allah dengan harapan untuk mendapatkan pertolongan dari mereka.

Ø  QS At Taubah ayat 31

اِتَّخَذُوْٓا اَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُمْ اَرْبَابًا مِّنْ دُوْنِ اللّٰهِ وَالْمَسِيْحَ ابْنَ مَرْيَمَۚ وَمَآ اُمِرُوْٓا اِلَّا لِيَعْبُدُوْٓا اِلٰهًا وَّاحِدًاۚ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۗ سُبْحٰنَهٗ عَمَّا يُشْرِكُوْنَ

Mereka menjadikan orang-orang alim (Yahudi), dan rahib-rahibnya (Nasrani) sebagai tuhan selain Allah, dan (juga) Al-Masih putra Maryam; padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada tuhan selain Dia. Mahasuci Dia dari apa yang mereka persekutukan.

BUKTI KEBERADAAN ALLAAH

Bagi mereka yang awam terhadap Islam, atheis atau orang orang kafir akan berpikir kenapa umat muslim menyembah Tuhan yang tidak dapat dilihat. Mereka menuntut bukti  wujud  dan  keesaan Tuhan   dengan pembuktian  material. Bahkan dari jaman sebelum Nabi Muhammad kaum kafir sudah menolak risalah para Nabi yang mengajak bertauhid kepada ALLAAH saja sebagaimana firman ALLAAH :

اَلَمْ يَأْتِكُمْ نَبَؤُا الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ قَوْمِ نُوْحٍ وَّعَادٍ وَّثَمُوْدَ ەۗ وَالَّذِيْنَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ ۗ لَا يَعْلَمُهُمْ اِلَّا اللّٰهُ ۗجَاۤءَتْهُمْ رُسُلُهُمْ بِالْبَيِّنٰتِ فَرَدُّوْٓا اَيْدِيَهُمْ فِيْٓ اَفْوَاهِهِمْ وَقَالُوْٓا اِنَّا كَفَرْنَا بِمَآ اُرْسِلْتُمْ بِهٖ وَاِنَّا لَفِيْ شَكٍّ مِّمَّا تَدْعُوْنَنَآ اِلَيْهِ مُرِيْبٍ

Apakah belum sampai kepadamu berita orang-orang sebelum kamu (yaitu) kaum Nuh, ‘Ad, samud dan orang-orang setelah mereka. Tidak ada yang mengetahui mereka selain Allah. Rasul-rasul telah datang kepada mereka membawa bukti-bukti (yang nyata), namun mereka menutupkan tangannya ke mulutnya (karena kebencian), dan berkata, “Sesungguhnya kami tidak percaya akan (bukti bahwa) kamu diutus (kepada kami), dan kami benar-benar dalam keraguan yang menggelisahkan terhadap apa yang kamu serukan kepada kami. (QS Ibrahim : 9)

Mereka meragukan dan menolak risalah para Nabi hingga sekarang masih ada yang berpikiran bahwa alam semesta terjadi dengan sendirinya tanpa pencipta atau mereka bertanya tentang siapakah yang menciptakan Tuhan. Hingga sebagian dari mereka menyimpangkan ajaran para nabi sebelumnya seperti Nabi Musa dan Nabi Isa. Padahal para Nabi berkata :

قَالَتْ رُسُلُهُمْ اَفِى اللّٰهِ شَكٌّ فَاطِرِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ يَدْعُوْكُمْ لِيَغْفِرَ لَكُمْ مِّنْ ذُنُوْبِكُمْ وَيُؤَخِّرَكُمْ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّىۗ قَالُوْٓا اِنْ اَنْتُمْ اِلَّا بَشَرٌ مِّثْلُنَا ۗ تُرِيْدُوْنَ اَنْ تَصُدُّوْنَا عَمَّا كَانَ يَعْبُدُ اٰبَاۤؤُنَا فَأْتُوْنَا بِسُلْطٰنٍ مُّبِيْنٍ

Rasul-rasul mereka berkata, “Apakah ada keraguan terhadap Allah, Pencipta langit dan bumi? Dia menyeru kamu (untuk beriman) agar Dia mengampuni sebagian dosa-dosamu dan menangguhkan (siksaan)mu sampai waktu yang ditentukan?” Mereka berkata, “Kamu hanyalah manusia seperti kami juga. Kamu ingin menghalangi kami (menyembah) apa yang dari dahulu disembah nenek moyang kami, karena itu datangkanlah kepada kami bukti yang nyata.

Dalam kitab Sahih Al-Bukhari nomor 3276 yang diriwayatkan dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda, “ Nanti salah seorang diantara kalian akan didatangi oleh syaitan untuk menanyakan siapakah yang menciptkana ini, siapakah yang menciptakan itu, hingga akhirnya ia bertanya siapakah yang menciptakan Tuhanmu? Apabila ia datang kepada salah seorang diantara kalian, maka hendaknya ia beristi’adzah (memohon perlindungan kepada ALLAAH dengan mengucap a’uudzubillah) dan sudahilah pembicaraan itu.

Sedangkan dalam kitab Sahih Muslim disebutkan beberapa riwayat (216/135) melalui Ja’far bin Burqan dari Yazid bin Asham, ia berkata : Aku mendengar Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah pernah bersabda: Nanti akan datang orang-orang yang bertanya kepada kalian tentang segala sesuatu, bahkan mereka akan menanyakan : ALLAAH telah menciptakan segala sesuatu, lalu siapakah yang menciptakan NYA?

Lalu dalam riwayat tersebut Abu Hurairah melanjutkan : ketika pada suatu hari aku berada dalam masjid, tiba-tiba datang beberapa orang badui menemuiku dan berkata, “wahai Abu Hurairah, ini semua ciptaan ALLAAH, lalu siapakah yang menciptakan ALLAAH? Lalu Abu Hurairah mengambil tongkat dengan tangannya dan melemparkan tongkat itu ke arah mereka, kemudian ia berkata, “pergilah kalian dari sini, pergilah, sungguh benar apa yang disabdakan oleh kekasihku (Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam). (Lihat Shahih Muslim, bab iman, 215/135)

Setelah datangnya Islam pun kaum kafir beranggapan bahwa umat muslim tidak memiliki Tuhan karena tidak ada wujudnya (tidak terlihat) atau umat muslim hanya menyembah Nabi Muhammad atau menyembah batu ka’bah (hajar aswad). Padahal mereka lupa bahwa ALLAAH sudah menjanjikan perjumpaan di surga dan bahwa kenyataan tidak dapat melihat NYA di dunia adalah sebagai ujian sehingga apakah kita tetap beramal dan takut kepada NYA atau tidak, atau siapakah yang lebih baik amalannya. Dalil-dalil Sahih yang membuktikan keberadaan ALLAAH yaitu

1) Al Mulk ayat 12

اِنَّ الَّذِيْنَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ بِالْغَيْبِ لَهُمْ مَّغْفِرَةٌ وَّاَجْرٌ كَبِيْرٌ

Sesungguhnya orang-orang yang takut kepada Tuhannya yang tidak terlihat oleh mereka, mereka memperoleh ampunan dan pahala yang besar.

2) Al-A’raf ayat 143

وَلَمَّا جَاۤءَ مُوْسٰى لِمِيْقَاتِنَا وَكَلَّمَهٗ رَبُّهٗۙ قَالَ رَبِّ اَرِنِيْٓ اَنْظُرْ اِلَيْكَۗ قَالَ لَنْ تَرٰىنِيْ وَلٰكِنِ انْظُرْ اِلَى الْجَبَلِ فَاِنِ اسْتَقَرَّ مَكَانَهٗ فَسَوْفَ تَرٰىنِيْۚ فَلَمَّا تَجَلّٰى رَبُّهٗ لِلْجَبَلِ جَعَلَهٗ دَكًّا وَّخَرَّ مُوْسٰى صَعِقًاۚ فَلَمَّآ اَفَاقَ قَالَ سُبْحٰنَكَ تُبْتُ اِلَيْكَ وَاَنَا۠ اَوَّلُ الْمُؤْمِنِيْنَ

Dan ketika Musa datang untuk (munajat) pada waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya, (Musa) berkata, “Ya Tuhanku, tampakkanlah (diri-Mu) kepadaku agar aku dapat melihat Engkau.” (Allah) berfirman, “Engkau tidak akan (sanggup) melihat-Ku, namun lihatlah ke gunung itu, jika ia tetap di tempatnya (sebagai sediakala) niscaya engkau dapat melihat-Ku.” Maka ketika Tuhannya menampakkan (keagungan-Nya) kepada gunung itu, gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan. Setelah Musa sadar, dia berkata, “Mahasuci Engkau, aku bertobat kepada Engkau dan aku adalah orang yang pertama-tama beriman.

3) Al Ahqaf ayat 27- 28

وَلَقَدْ اَهْلَكْنَا مَا حَوْلَكُمْ مِّنَ الْقُرٰى وَصَرَّفْنَا الْاٰيٰتِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ

Dan sungguh, telah Kami binasakan negeri-negeri di sekitarmu dan juga telah Kami menjelaskan berulang-ulang tanda-tanda (kebesaran Kami), agar mereka kembali (bertobat).

فَلَوْلَا نَصَرَهُمُ الَّذِيْنَ اتَّخَذُوْا مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ قُرْبَانًا اٰلِهَةً ۗبَلْ ضَلُّوْا عَنْهُمْۚ وَذٰلِكَ اِفْكُهُمْ وَمَا كَانُوْا يَفْتَرُوْنَ

Maka mengapa (berhala-berhala dan tuhan-tuhan) yang mereka sembah selain Allah untuk mendekatkan diri (kepada-Nya) tidak dapat menolong mereka? Bahkan tuhan-tuhan itu telah lenyap dari mereka? Dan itulah akibat kebohongan mereka dan apa yang dahulu mereka ada-adakan.

4) Al Mulk ayat 2

ۨالَّذِيْ خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيٰوةَ لِيَبْلُوَكُمْ اَيُّكُمْ اَحْسَنُ عَمَلًاۗ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْغَفُوْرُۙ

Yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Mahaperkasa, Maha Pengampun.

5) Maryam ayat 9

قَالَ كَذٰلِكَۗ قَالَ رَبُّكَ هُوَ عَلَيَّ هَيِّنٌ وَّقَدْ خَلَقْتُكَ مِنْ قَبْلُ وَلَمْ تَكُ شَيْـًٔا- ٩

(Allah) berfirman, “Demikianlah.” Tuhanmu berfirman, “Hal itu mudah bagi-Ku; sungguh, engkau telah Aku ciptakan sebelum itu, padahal (pada waktu itu) engkau belum berwujud sama sekali.”

6) At Tur ayat 35

اَمْ خُلِقُوْا مِنْ غَيْرِ شَيْءٍ اَمْ هُمُ الْخَالِقُوْنَۗ

Atau apakah mereka tercipta tanpa asal-usul ataukah mereka yang menciptakan (diri mereka sendiri)?

Apakah ayat diatas tidak masuk akal ? Maka jawaban secara logika adalah kita mengetahui suatu kondisi bahwa zat tidak dapat kita lihat apabila pertama,  zat tersebut terlalu besar. Apabila kamu berhadapan sesuatu yang sangat besar, kamu pasti tidak dapat melihat secara utuh bentuk benda atau sesuatu tersebut dikarenakan benda tersebut tepat didepan matamu sedang mata kamu tidak mampu menjangkau kebesarannya. Kemudian yang kedua, zat tersebut terlalu terang. Kita ambil contoh yaitu kalelawar sebab kelelawar tidak dapat melihat di siang hari, karena  sedemikian  terangnya  cahaya matahari  dibanding  dengan kemampuan matanya untuk melihat? Tetapi bila malam tiba,  dengan  mudah  ia  dapat  melihat.  Demikian  pula  manusia tidak sanggup menatap matahari dalam beberapa saat saja, bahkan sesaat setelah menatapnya ia akan menemukan kegelapan hingga kebutaan. Kalau demikian wajar jika mata kita tak mampu melihat Tuhan pencipta matahari itu.

Jadi, bukan karena ayat tersebut tidak masuk akal akan tetapi akal kita saja yang tidak mampu menjangkaunya. Selain itu cukup kisah Nabi Musa dalam surat diatas menjadi bukti bagi kita bahwa memang ALLAAH tidak dapat dijangkau oleh mata kita di dunia. Selain itu, terdapat sebuah kisah ketika orang arab badui ditanya, “bagaimana engkau mengetahui Tuhan mu ?, dia menjawab, “jejak kaki onta menunjukkan adanya onta, jejak perjalanan menunjukkan adanya orang yang melakukan perjalanan, langit yang memiliki jalana yang lapang, lautan yang berombak, bukankah (Semua itu) menunjukkan kepada (Zat) Yang Maha Lembut dan Maha Mengetahui?” (Ma’arijul Qobul : 1/36)

7) Petunjuk-petunjuk lainnya dari ALLAAH terkait kelangsungan hidup makhluk NYA ataupun segala bentuk pertanda ciptaan NYA diantaranya dalam Quran Surat An - Nahl : 68-69; Al-jatsiyah: 12-13; Al-Isra’:44; Al-An’am:97-98; At-thariq: 5-7; Al-Gaasyiah:17-20; Sad: 29;  Muhamad:24;  An-nahl:17;  Az-zumar: 9;  Adz Dzariyat: 47-49, Qaf: 6-7. Al-An’am: 40-41, Yunus: 22, AL-An’am : 101, Al-Anbiya: 22, Maryam : 37 dan banyak dalil lainnya.

Bukti keberadaan ALLAAH telah jelas sebagaimana disebutkan dalam dalil-dalil diatas. Namun apabila dikatakan Tuhan memiliki anak, Tuhan memiliki istri atau Tuhan memiliki bapak hal tersebut tentu merupakan kesesatan yang nyata. Seandainya Tuhan itu ada dua atau 3 in one maka sudah pasti langit dan bumi dengan segala isinya akan kacau sebab apabila masing-masing pencipta menghendaki sesuatu yang tidak dikehendaki oleh yang lain maka mereka akan saling berselisih dan berusaha untuk menonjolkan ciptaan mana yang terbaik. Apabila salah satu mengalahkan yang lain maka yang kalah tersebut pastinya bukan  Tuhan;  dan  apabila  mereka  bertiga sepakat maka itu justru bukti kebutuhan dan kelemahan mereka sehingga ketiganya bukan Tuhan  karena  Tuhan  tidak mungkin saling membutuhkan atau saling melengkapi satu sama lain.

Dalam hal ini, ISLAM datang meluruskan pemahaman yang menyimpang terhadap pemahaman-pemahaman seperti itu, diantaranya:

1. Surat An Nahl ayat 51

وَقَالَ اللّٰهُ لَا تَتَّخِذُوْٓا اِلٰهَيْنِ اثْنَيْنِۚ اِنَّمَا هُوَ اِلٰهٌ وَّاحِدٌ فَاِيَّايَ فَارْهَبُوْنِ

Dan Allah berfirman, “Janganlah kamu menyembah dua tuhan; hanyalah Dia Tuhan Yang Maha Esa. Maka hendaklah kepada-Ku saja kamu takut.

2. Surat Ali Imran ayat 18

شَهِدَ اللّٰهُ اَنَّهٗ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۙ وَالْمَلٰۤىِٕكَةُ وَاُولُوا الْعِلْمِ قَاۤىِٕمًاۢ بِالْقِسْطِۗ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ

Allah menyatakan bahwa tidak ada tuhan selain Dia; (demikian pula) para malaikat dan orang berilmu yang menegakkan keadilan, tidak ada tuhan selain Dia, Yang Mahaperkasa, Maha-bijaksana.

3. Surat Al-Isra’ ayat 42

قُلْ لَّوْ كَانَ مَعَهٗ ٓ اٰلِهَةٌ كَمَا يَقُوْلُوْنَ اِذًا لَّابْتَغَوْا اِلٰى ذِى الْعَرْشِ سَبِيْلًا

Katakanlah (Muhammad), “Jika ada tuhan-tuhan di samping-NYA, sebagai-mana yang mereka katakan, niscaya tuhan-tuhan itu mencari jalan kepada Tuhan yang mempunyai ’Arsy.

4. Surat Al-Anbiya’ ayat 24

اَمِ اتَّخَذُوْا مِنْ دُوْنِهٖٓ اٰلِهَةً ۗقُلْ هَاتُوْا بُرْهَانَكُمْۚ هٰذَا ذِكْرُ مَنْ مَّعِيَ وَذِكْرُ مَنْ قَبْلِيْۗ بَلْ اَكْثَرُهُمْ لَا يَعْلَمُوْنَۙ الْحَقَّ فَهُمْ مُّعْرِضُوْنَ

Atau apakah mereka mengambil tuhan-tuhan selain Dia? Katakanlah (Muhammad), “Kemukakanlah alasan-alasanmu! (Al-Qur'an) ini adalah peringatan bagi orang yang bersamaku, dan peringatan bagi orang sebelumku.” Tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui yang hak (kebenaran), karena itu mereka berpaling.

5. Surat Al-Ahqaf ayat 4

قُلْ اَرَءَيْتُمْ مَّا تَدْعُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ اَرُوْنِيْ مَاذَا خَلَقُوْا مِنَ الْاَرْضِ اَمْ لَهُمْ شِرْكٌ فِى السَّمٰوٰتِ ۖائْتُوْنِيْ بِكِتٰبٍ مِّنْ قَبْلِ هٰذَآ اَوْ اَثٰرَةٍ مِّنْ عِلْمٍ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ

Katakanlah (Muhammad), “Terangkanlah (kepadaku) tentang apa yang kamu sembah selain Allah; perlihatkan kepadaku apa yang telah mereka ciptakan dari bumi atau adakah peran serta mereka dalam (penciptaan) langit? Bawalah kepadaku kitab yang sebelum (Al-Qur'an) ini atau peninggalan dari pengetahuan (orang-orang dahulu), jika kamu orang yang benar.

6. Surat Al-Anbiya’ ayat 22

لَوْ كَانَ فِيْهِمَآ اٰلِهَةٌ اِلَّا اللّٰهُ لَفَسَدَتَاۚ فَسُبْحٰنَ اللّٰهِ رَبِّ الْعَرْشِ عَمَّا يَصِفُوْنَ

Seandainya pada keduanya (di langit dan di bumi) ada tuhan-tuhan selain Allah, tentu keduanya telah binasa. Mahasuci Allah yang memiliki ‘Arsy, dari apa yang mereka sifatkan.

7. Surat Al-Mu’minun ayat 91-92

مَا اتَّخَذَ اللّٰهُ مِنْ وَّلَدٍ وَّمَا كَانَ مَعَهٗ مِنْ اِلٰهٍ اِذًا لَّذَهَبَ كُلُّ اِلٰهٍۢ بِمَا خَلَقَ وَلَعَلَا بَعْضُهُمْ عَلٰى بَعْضٍۗ سُبْحٰنَ اللّٰهِ عَمَّا يَصِفُوْنَ ۙ

Allah tidak mempunyai anak, dan tidak ada tuhan (yang lain) bersama-Nya, (sekiranya tuhan banyak), maka masing-masing tuhan itu akan membawa apa (makhluk) yang diciptakannya, dan sebagian dari tuhan-tuhan itu akan mengalahkan sebagian yang lain. Mahasuci Allah dari apa yang mereka sifatkan itu,

8. Banyak dalil Quran lainnya seperti : Surat An-Nahl: 17,  20 dan 22; Fatir: 3, Al An’am: 46, Al Qasas: 70-72, Saba: 22-23, Az ZUmar: 5-6, An Naml: 60-64, Al Furqan: 2-3, Al-An’am: 101-102, Al-Baqarah: 165, dan lain lain.

 

Baca Selanjutnya >>>

ILMU PENGETAHUAN PUN MEMBUKTIKAN KEBERADAAN ALLAAH

BUKTI PARA NABI DAN RASUL MENUHANKAN SATU TUHAN YANG SAMA YAITU ALLAAH سبحانه و تعالى

BERIMAN KEPADA ALLAAH

SILSILAH ILMIAH BELAJAR TAUHID

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar