Gravitasi di permukaan bumi
Gravitasi permukaan dari sebuah
obyek astronomi (planet, bintang, dll) adalah percepatan gravitasi yang berlaku
pada permukaan obyek tersebut. Gravitasi permukaan bergantung pada massa dan
radius obyek tersebut. Seringkali gravitasi permukaan dinyatakan sebagai rasio
dengan ketentuan yang berlaku di bumi.
Jika lebih
kuat:
Atmosfer bumi akan menahan terlalu banyak gas
beracun (amoniak dan methana)
Jika lebih
lemah:
Atmosfer bumi akan terlalu tipis karena banyak
kehilangan udara
Interaksi gravitasi dengan bulan
Bulan yang ditarik oleh gaya
gravitasi bumi tidak jatuh ke bumi disebabkan oleh gaya sentrifugal yang timbul
dari orbit bulan mengelilingi bumi.
Besarnya gaya sentrifugal bulan
adalah sedikit lebih besar dari gaya tarik menarik antara gravitasi bumi dan
bulan. Hal ini menyebabkan bulan semakin menjauh dari bumi dengan kecepatan
sekitar 3,8cm/tahun.
Jika lebih
besar:
Efek pasang surut pada laut, atmosfer dan periode
rotasi semakin merusak
Jika lebih
kecil:
Perubahan tidak langsung pada orbit menyebabkan
ketidakstabilan iklim
GRAVITASI BUMI DAN ALAM SEMESTA
Kejadian-kejadian
alam yang kita amati di sekitar kita sering menimbulkan berbagai pertanyaan.
Mengapa benda jatuh selalu mengarah ke pusat bumi ( ke bawah)? Mengapa bentuk
benda-benda langit, seperti bulan,planet , dan matahari bulat seperti bola?
Mengapa bulan mengitari bumi? Mengapa Planet-planet mengitari matahari? Gaya
apakah yang mempertahankan bulan dan planet-planet dalam tata surya? Apakah
peristiwa-peristiwa ini diakibatkan oleh gaya yang sama? Pertanyaan-pertanyaan
ini dan banyak pertanyaan lain yang terkait dapat anda temukan jawabannya
setelah mempelajari materi gravitasi.
Selain mengembangkan ketiga hukum tentang gerak, Newton juga
meneliti pergerakan bulan dan planet-planet. Newton memikirkan gaya yang
memperthankan bulan mengelilingi bumi pada orbitnya yang berbentuk
lingkaran.
Menurut sebuah cerita yang sudah sangat terkenal, konon ide awal
tentang gravitasi diilhami saat Newton melihat buah apel yang jatuh dari pohon.
Buah apel dan semua benda yang jatuh ke bumi mengalami percepatan dan selalu
mengarah ke bawah (pusat bumi). Berarti ada yang menarik benda tersebut ke
bawah.Siapa? Tentu bumilah yang menariknya. Jika buah apel jatuh dari pohon,
berarti gaya tarik bumi bekerja di puncak pohon, di puncak bukit, atau bahkan
sampai juga ke bulan!
Jika gravitasi bekerja pada apel yang jatuh , bulan dan planet-planet, Newton berksimpulan gaya gravitasi
berlaku universal pada semua benda-benda di alam semesta. Semantara itu Newton
juga menyadari bulan bergerak melingkar, yang tentu saja harus muncul gaya
sentripetal. Newton berkeyakinan bahwa gaya sentripetal yang mempengaruhi gerak
melingkar bulan tidak lain adalah gaya gravitasi. Setalah yakin keberadaan gaya
gravitasi, Newton mempublikasikan hukum Gravitasi universal pada tahun 1687
yang ditulis dalam buku “ Philosophiae naturalis principia mathematica” yang
dinyatakan sebagai berikut :
Setiap benda menarik benda lain yang besarnya
sebanding dengan hasil kali massa-massa kedua benda tersebut dan berbanding
terbalik dengan kuadrat jarak antara keduanya.
Gaya gravitasi merupakan salah satu gaya yang merupakan bagian
dari “ hukum kuadrat terbalik ( inverse-square lawa)” Pada awalnya gagasan
newton tentang gravitasi sulit diterima. Gaya gravitasi bekerja pada jarak jauh
tanpa melalui kontak.
Ketika bola besar yang bermassa ditempatkan sedemikian rupa terjadi gaya
gravitasi antara benda m dan M, sehingga akan menghasilkan puntiran dari titik
kesetimbangan sebesar sudut θ terhadap tali penggantung. Besar gaya gravitasi
ditentukan dari besar puntiran yang dapat
Gaya gravitasi yang paling kita
kenal adalah gaya berat atau cuku “berat” saja. Berat sebuah benda sebenarnya
adalah gaya tarik bumi terhadap benda tersebut. Hukum II Newton tentang
gerak mengatakan gaya dapat menimbulkan percepatan pada benda ( F = m.a).
Gravitasi adalah gaya tarik-menarik yang terjadi
antara semua partikel yang mempunyai massa di alam semesta. Fisika modern
mendeskripsikan gravitasi menggunakan Teori Relativitas Umum dari Einstein,
namun hukum gravitasi universal Newton yang lebih sederhana merupakan hampiran
yang cukup akurat dalam kebanyakan kasus.
Sebagai contoh, bumi yang memiliki massa yang sangat besar
menghasilkan gaya gravitasi yang sangat besar untuk menarik benda-benda di
sekitarnya, termasuk makhluk hidup, dan benda-benda yang ada di bumi. Gaya
gravitasi ini juga menarik benda-benda yang ada di luar angkasa, seperti bulan,
meteor, dan benda angkasa lainnya, termasuk satelit buatan manusia.
Mengapa Bentuk Air di Antariksa Bulat
Salah satu sifat dasar air adalah selalu mengikuti bentuk
wadahnya. Gaya gravitasi Bumi-lah yang
membuatnya selalu menyesuaikan dengan bentuk ruangan di sekitarnya.
Namun, hukum fisika tersebut hanya berlaku di permukaan Bumi. Di
antariksa, pengaruh gaya gravitasi memberikan efek berbeda terhadap air.
Seperti astronot, satelit, dan objek apapun, air juga melayang
jika berada di orbit Bumi. Air, tidak akan mengikuti bentuk wadahnya dan akan
selalu berbentuk bulat.
Mengapa demikian?
Benda-benda di sekitar Bumi tetap terpengaruh gaya gravitasi
meskipun semakain kecil seiring jaraknya dengan Bumi. Jadi, istilah gravitasi
nol sebenarnya kurang tepat.
Yang terjadi sebenarnya, objek-objek tersebut jatuh ke Bumi namun
sedikit demi sedikit dengan sudut kemiringan sangat kecil. Keadaan ini
membuatnya kelihatan melayang dan dirasakan sebagai kondisi tanpa bobot.
Cairan yang melayang di antariksa memperoleh tekanan yang relatif
sama dari lingkungan sekitarnya. Hal tersebut menyebabkan tegangan di permukaan
air sama rata dan ikatan antarmolekulnya membentuk lapisan terluar yang
elastis. Ikatan antarmolekulnya merata sama kuat sehingga bentuk yang paling
efektif adalah berupa bulatan.
Lantas, bagaimana cara minum di luar angkasa jika airnya
melayang-layang? Ya telan saja, karana gaya peristaltik tenggorokan dan lambung
sanggup mengatasinya.
Fenomena Gravitasi yang Menakjubkan!
Mengapa kita tetap berpijak di atas permukaan bumi? Mengapa setiap
benda yang jatuh selalu menuju pusat bumi? Mengapa bulan tetap mengelilingi
bumi dan bumi bersama-sama bulan mengelilingi matahari? Mengapa demikian?
Disadari atau tidak, seringkali kita tidak memahami pengalaman
kita hidup di dunia ini. Tentang 'sesuatu' yang menyebabkan kita tetap lekat di
permukaan bumi. Apakah sesuatu itu? Mengapa sesuatu itu ada? Bagaimana cara ia
bekerja?
Suatu pertanyaan sederhana seringkali memerlukan pemikiran yang
mendalam untuk memperoleh jawabannya. Dan mungkin, sedikit sekali yang berupaya
sungguh-sungguh, karena hal itu tampaknya sesuatu yang "biasa" dalam
kehidupan sehari-hari. Kecuali anak-anak yang polos dan lugu serta ingin tahu
yang seringkali mengusik kita dengan pertanyaan-pertanyaan mereka yang spontan
tentang segala sesuatu yang mereka lihat dan rasakan. Yang terkadang terkesan
lucu namun menyenangkan. Diantaranya mengapa benda jatuh selalu ke
"bawah"?
Penjelasan yang kita terima seperti mereka juga belumlah tuntas,
bahkan mungkin hingga saat ini. Sebenarnya, setiap orang tentu mengalami
pengaruh gravitasi. Demikian juga dengan semua benda yang ada di sekitar kita.
Walau tanpa kita sadari, semua benda yang terdiri dari partikel materi saling
berinteraksi tarik-menarik satu sama lain. Gravitasilah yang memungkinkan kita
tetap nyaman tinggal di permukaan bumi dan kita dapat menikmati indahnya cahaya
bulan purnama di malam hari, juga kemilaunya sinar matahari di waktu senja dan
pagi hari. Tanpa gravitasi, kita semua akan beterbangan "hilang"
dalam ruang makrokosmos yang teramat luas akibat rotasi bumi. Tanpa gravitasi,
bumi yang kita huni, bulan dan matahari serta planet-planet yang mengisi
ruangan jagat raya ini akan berhamburan dalam gerak acak yang tak beraturan.
Bersyukurlah kita, bahwasannya Allah telah menciptakan gravitasi sehingga kita
pun mengalami proses kehidupan yang harmonis dengan lingkungan alam kita.
Namun, apakah "gravitasi" itu? Sejauh ini telah banyak
usaha yang dilakukan untuk memahami fenomena gravitasi. Sejarah mengatakan,
mula pertama gagasan gravitasi dipahami dan dijelaskan oleh tuan Isaac Newton
dalam Philosophiae Naturalis Principia Mathematica yang sering juga disebut
Principia yang muncul pertama kali tahun 1687 (walaupun sebenarnya gagasan
gravitasi tersebut telah diperolehnya 22 tahun sebelumnya) yang antara lain
menjelaskan hukum gravitasi universal di samping mengemukakan teori bagaimana
benda bergerak dalam ruang dan waktu. Hukum gravitasi universal menjelaskan
bagaimana benda berinteraksi tarik-menarik. Gagasan hukum gravitasi universal
dapat kita pahami sebagai berikut,"tiap benda dalam jagat raya ditarik ke
arah semua benda lain oleh suatu gaya yang makin kuat dengan makin besarnya
massa benda-benda itu, dan dengan dekatnya benda itu satu sama lain".
Artinya, setiap partikel materi yang berada di dalam jagat raya ini saling
tarik-menarik satu sama lain yang besarnya gaya tarik-menarik tersebut
bertambah besar bila jaraknya semakin dekat dan kandungan massa dari tiap-tiap
partikel materi tersebut bertambah banyak.
Meskipun pengalaman kita hidup sehari-hari tidak merasakan hal
demikian, hal ini dikarenakan oleh adanya kenyataan bahwa gaya gravitasi itu
teramat lemah, sehingga pengaruh yang ditimbulkannya amat kecil untuk dapat
kita rasakan.
Seiring dengan usaha pemahaman atas gaya interaktif lain yang ada
di jagat raya ini, konsep medan telah diperkenalkan oleh ilmuwan fisika
masyhur, Michael Faraday pada akhir abad 19 yang berusaha memahami gaya
interaktif partikel bermuatan elektrik yang kita kenal sekarang sebagai gaya
elektromagnetik (gagasan "partikel" untuk dunia mikroskopis adalah
suatu model saja). Konsep medan ini kemudian dibuat umum hingga kemudian
diterapkan juga pada gagasan gravitasi tuan Newton, yang dikenal dengan konsep
medan gravitasi.
Konsep medan gravitasi ini memandang setiap partikel materi
sebagai pengubah ruang medan gravitasi. Medan ini beraksi pada setiap partikel
materi lain yang berada di dalam medan tersebut, yang seolah-olah
"mengerahkan" gaya tarikan gravitasi pada partikel materi tersebut.
Medan ini memainkan peranan perantara dalam pemikiran kita mengenai gaya-gaya
interaksi di antara partikel-partikel materi.
Mungkin kita jadi berpikir, bahwa bila setiap partikel materi yang
berada dalam medan gravitasi telah berusaha untuk mengerahkan daya tarikan
gravitasi pada setiap partikel materi lain, maka terdapat "sesuatu"
yang menjadi penghubung sehingga terjadi interaksi antar partikel-partikel
materi.
Pengenalan konsep kuantum dan penelitian mutakhir dari partikel
elementer memungkinkan pemahaman yang jauh lebih baik daripada sebelumnya
mengenai mekanisme gravitasi. Hasilnya adalah, diduga ada "partikel
interaktif" yang dikenal dengan nama graviton sebagai pembawa gaya
gravitasi yang memungkinkan partikel-partikel materi berinteraksi. Partikel
interaktif tersebut tidak memiliki massa, bersifat maya-karena belum ada
kenyataan eksperimental yang menemukan partikel interaktif tersebut. Karena
graviton tidak bermassa, maka sebagai akibatnya ia dapat dipertukarkan pada
jarak yang jauh sekali yang meliputi seluruh volume ruang jagat raya. Sebagai
ilustrasi, berapa "keliling" jagat raya ini bila dikatakan bahwa di
dalamnya terdapat sekitar 100 milyar galaksi yang tiap-tiap galaksi berisi
sekitar 100 milyar bintang! Jumlah ini adalah suatu pendekatan saja, boleh jadi
jumlah yang sebenarnya melebihi aproksimasi di atas. Sementara itu, dari
pengamatan yang dilakukan terdeteksi bahwa antar galaksi saling bergerak
menjauhi satu sama lain mirip dengan balon karet yang kita tiup, dengan
kecepatan yang semakin bertambah besar dengan bertambah jauhnya jarak antar
galaksi. Menurut prediksi, bahkan hal ini akan tetap berlangsung sekitar 5 atau
10 milyar tahun lagi.
Meskipun gaya gravitasi mempunyai kekuatan yang lemah bila
dibandingkan dengan gaya-gaya lain yang terdapat di jagat raya ini, ia dapat
mempunyai kekuatan yang sangat besar, bila kita meninjau suatu misal, sebuah
objek langit yang mengalami pemampatan materi dan telah kehilangan energi
termonuklirnya yang ia pergunakan untuk melangsungkan hidup, akan mengalami
pengerutan yang sangat hebat. Bintang yang ambruk tersebut akan mengerut
mencapai ukuran yang sangat kecil karena efek tarikan gravitasinya yang sangat
kuat. Objek semacam inilah yang sering kita kenal sebagai lubang hitam, suatu
objek yang menjadi perhatian utama saat ini dikarenakan ia memiliki sifat-sifat
yang diramalkan dari teori kuantum dan teori relativitas umum, yang aneh,
menawan dan menakjubkan. Mungkin sulit bagi kita untuk membayangkan terdapatnya
objek yang demikian sangat rapat, bila suatu misal, dalam sebuah kelereng yang berdiameter
dua cm mengandung sejumlah massa 80 milyar ton! Bintang yang mempunyai massa
sekian itu akan terus-menerus mengerut dalam ukuran yang semakin kecil dan
semakin rapat. Tarikan gravitasinya bahkan mampu menarik cahaya yang lewat
mendekatinya.
Struktur atom dan struktur inti lubang hitam tidak lagi seperti
yang telah kita kenal dalam teori atom dan teori nuklir, karena tarikan
gravitasi telah menarik awan elektron di sekeliling inti dan menembusnya!
Sifat-sifat apakah yang terjadi dan hukum bagaimanakah yang mampu menjelaskan
adanya fenomena seperti itu, hingga saat ini masih dalam perumusan para
fisikawan dunia. Dan akan selalu menjadi bahan kajian yang menarik karena ia
merupakan aspek penting dalam pemahaman kita terhadap alam semesta, kelahiran serta
proses evolusinya secara keseluruhan dalam suatu pemahaman utuh yang
menunjukkan kebesaran Allah Yang Maha Rahman dalam menciptakan jagat raya ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar